Imam Hartono Bangun
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected]
Hilangnya kuantitas dan kualitas makanan selama produksi dan penyimpanan memiliki dampak serius pada keamanan dan ketahanan pangan. Salah satu penyebab utama kerugian tersebut adalah penyakit tanaman yang disebabkan oleh patogen. Penggunaan pestisida kimia untuk mencegah penyakit mikroba telah umum, tetapi toksisitas dan efikasi yang berkurang mendorong para peneliti untuk mengembangkan alternatif. Salah satu alternatif yang sedang berkembang adalah biopestisida mikroba, yang cenderung lebih aman dan ramah lingkungan.
Mekanisme Pengendalian Penyakit oleh Biopestisida Hayati
Mekanisme pengendalian penyakit oleh biopestisida hayati dapat dibagi menjadi dua kategori utama: yang terkait dengan kemampuan menghambat patogen atau faktor virulensinya, dan yang meningkatkan kebugaran tanaman inang serta merangsang resistensi penyakit. Artikel ini akan lebih fokus pada mekanisme pertama, yang melibatkan kontak fisik langsung antara agen biopestisida dan patogen.
Strategi dengan Kontak Fisik Langsung
- Mikofagi:
Beberapa agen biopestisida, seperti bakteri, ragi, atau fungi, dapat memakan mikroorganisme patogen, menghambat perkembangbiakannya, dan mengendalikan penyakit pada tanaman seperti jeruk, apel, dan kakao. - Pemangsaan Bakteri Patogen:
Bacteriophages dan bakteria pemangsa, seperti Bdellovibrio bacteriovorus, dapat menghancurkan bakteri patogen seperti Pectobacterium dan Xanthomonas pada tanaman kentang dan bawang. - Mikoparasitisme:
Mikroba seperti Ampelomyces quisqualis dan Trichoderma spp. dapat menjadi mikoparasit, menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur patogen pada tanaman tomat dan tanaman lainnya. - Hipovirulensi dari Patogen Jamur:
Mycovirus seperti SsHV1 dan SsHV2 dapat menyebabkan hipovirulensi pada jamur patogen Sclerotinia sclerotiorum, mengurangi keparahan penyakit pada tanaman tertentu. - RNA Interference (RNAi):
Metode ini melibatkan penggunaan teknologi RNAi untuk meredam ekspresi gen virulensi patogen tanaman, menjadi alternatif pengendalian penyakit pada tanaman tomat dan lainnya.
Keberhasilan dan Tantangan Biopestisida Hayati
Biopestisida hayati telah menjadi fokus penelitian yang meningkat, dengan formulasi yang semakin beragam dan mendapat perhatian komersial. Namun, pengetahuan mendalam tentang mekanisme kerja biopestisida diperlukan untuk mencapai pengendalian penyakit yang optimal. Penting untuk menilai dampaknya terhadap mikrobiota non-target dan memastikan potensi kontrolnya dapat dioptimalkan.
Kesimpulan
Dalam upaya mengurangi kerugian pangan akibat penyakit tanaman, biopestisida hayati telah menjadi solusi yang menjanjikan. Mekanisme pengendalian yang beragam, baik yang melibatkan kontak fisik langsung maupun tidak langsung, membuka pintu bagi pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini. Pemahaman yang mendalam tentang cara biopestisida mikroba berinteraksi dengan patogen dan lingkungan menjadi kunci untuk penerapan yang efektif dan berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan ini, penting untuk terus mengevaluasi potensi dampak pada kesehatan manusia, lingkungan, dan mikroorganisme yang menguntungkan.
Daftar Pustaka
Kim, S. (2023). Biopesticide Modes of Action. https://app.biorender.com/biorender-templates/figures/5c8c7b9ed4f2ef3300632940/t-6541626c63923f4c7849aa1c-biopesticide-modes-of-action
Vero, S., Garmendia, G., Enzo Allori, José María Sanz, Gonda, M., Alconada, T. M., Ivana Alejandra Cavello, Julián Rafael Dib, Mónica Díaz, Nally, C., Raphael Sanzio Pimenta, Fonseca, J., Vargas, M., Záccari, F., & Wisniewski, M. (2023). Microbial Biopesticides: Diversity, Scope, and Mechanisms Involved in Plant Disease Control. Diversity, 15(3), 457–457. https://doi.org/10.3390/d15030457