Imam Hartono Bangun
Nusantara Green Ecosystem
[email protected]
Perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia menyebabkan perubahan signifikan pada kelimpahan dan perilaku hama serta potensi peningkatan penggunaan pestisida untuk perlindungan tanaman. Pestisida telah menjadi alat dalam pengendalian hama, penyakit, dan gulma dalam sistem pertanian. Namun, sedikit perhatian yang diberikan terhadap efek toksik mereka pada komunitas serangga yang bermanfaat bagi pemeliharaan dan keberlanjutan agroekosistem.
Selain kematian langsung yang diinduksi oleh pestisida, efek subletal mereka pada fisiologi dan perilaku artropoda harus dipertimbangkan untuk analisis yang komprehensif terhadap dampaknya. Saya akan menjelaskan efek subletal pestisida pada serangga yang bermanfaat dalam pertanian dan menyediakan informasi baru tentang dampaknya terhadap perilaku dan fisiologi serangga tersebut. Berbagai jenis efek subletal pestisida yang digunakan dalam pertanian pada penyerbuk, predator, parasitoid, dan serangga koprofagus diuraikan.
Sebagai respons terhadap perubahan ini, penggunaan pestisida dalam pertanian telah meningkat, menyebabkan kekhawatiran akan dampaknya pada komunitas serangga non-target yang berkontribusi pada keberlanjutan agroekosistem.
Efek Subletal Pestisida:
Selain menyebabkan kematian langsung pada serangga target, pestisida juga dapat memiliki efek subletal, yang melibatkan perubahan fisiologi dan perilaku tanpa mengakibatkan kematian segera. Dalam konteks ini, efek subletal pada penyerbuk, predator, parasitoid, dan serangga koprofagus menjadi perhatian utama.
- Penyerbuk (Pollinators):
Efek subletal pestisida pada penyerbuk, seperti lebah dan kupu-kupu, dapat mencakup penurunan dalam kemampuan penyerbukan, navigasi yang terganggu, dan penurunan keberhasilan reproduksi. Ini dapat mengancam produksi buah-buahan dan hasil tanaman yang bergantung pada penyerbuk. - Predator:
Serangga predator yang tidak menjadi target pestisida juga dapat mengalami dampak subletal, termasuk penurunan aktivitas mencari mangsa, perubahan dalam pola makan, dan penurunan tingkat reproduksi. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan populasi hama yang tidak terkendali. - Parasitoid:
Parasitoid, yang berperan penting dalam mengendalikan populasi hama, dapat mengalami efek subletal yang mengurangi kemampuan mereka untuk mencari dan menginfeksi inang. Ini dapat menghambat kontrol alami terhadap hama. - Serangga Koprofagus:
Serangga yang berperan dalam penguraian bahan organik, seperti kumbang dan larva, dapat mengalami perubahan perilaku makan dan metabolisme sebagai respons terhadap pestisida. Ini dapat memengaruhi proses penguraian bahan organik di ekosistem pertanian.
Kesimpulan:
Dalam upaya untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian, perlu dipahami secara menyeluruh dampak samping pestisida pada serangga non-target. Pengembangan strategi penggunaan pestisida yang lebih bijak dan berkelanjutan memerlukan perhatian terhadap efek subletal, sehingga upaya pelestarian serangga yang bermanfaat dapat ditingkatkan. Kesadaran akan dampak ini akan membantu menciptakan praktik pertanian yang lebih seimbang dan ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
Ona, S. (2023). Pesticides on Insects in Agriculture. https://app.biorender.com/biorender-templates/figures/all/t-653c12b56b10d454a63ceccc-pesticides-on-insects-in-agriculture
Serrão, J. E., Plata-Rueda, A., Martínez, L. C., & Zanuncio, J. C. (2022). Side-effects of pesticides on non-target insects in agriculture: A mini-review. The Science of Nature, 109(2), 17.