Imam Hartono Bangun
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected]
Agregat tanah merupakan suatu struktur stabil yang terdiri dari partikel mineral seperti pasir, silt, dan tanah liat. Struktur ini dapat dianggap sebagai indikator utama sifat fisikokimia dan biologis suatu tanah. Pembentukan agregat tanah melibatkan aktivitas fisik, kimia, dan biologi yang terjadi di bawah permukaan tanah.
Agregasi tanah memiliki peran penting dalam beberapa aspek, termasuk melindungi tanah dari erosi akibat angin dan air, menyediakan habitat bagi mikrobioma tanah dan fauna tanah, meningkatkan porositas tanah untuk mengatur pergerakan serta penyimpanan udara dan air dalam profil tanah, serta menjaga retensi nutrisi dan potensi sekuwestrasi karbon tanah.
Tingkat hierarki struktur tanah yang lebih lanjut memainkan peran kunci dalam fungsi fisikokimia, ekologi, dan biologis tanah. Beberapa tingkatan tersebut melibatkan:
MACROAGREGAT (~10mm) & AGREGAT STABIL AIR (~1 mm)
- Memberikan ruang bagi fauna tanah dan pertumbuhan akar.
- Menyediakan stabilitas fisik pada tanah.
- Berperan dalam penyaringan air.
MIKROAGREGAT (100 μm)
- Berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan karbon.
- Menjadi habitat bagi mikrobioma tanah.
PARTIKEL TANAH ELEMENTER (~10 μm)
- Bertanggung jawab atas buffering kimia dalam tanah.
- Menyimpan nutrisi dan karbon.
Kesimpulan:
Agregat tanah adalah elemen kunci dalam pemahaman kesehatan tanah dan keseimbangan ekosistem. Melibatkan partikel mineral, aktivitas biologis, dan interaksi kimia, agregat tanah tidak hanya melindungi tanah dari degradasi, tetapi juga menyediakan habitat bagi mikrobioma dan fauna tanah. Dengan memahami struktur tanah dalam hierarki yang lebih luas, kita dapat merancang praktik pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan daya dukung tanah untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Daftar Pustaka
Yudina, A. V., Fomin, D. S., Kotelnikova, A. D., & Milanovskii, E. Y. (2018). From the notion of elementary soil particle to the particle-size and microaggregate-size distribution analyses: A review. Eurasian soil science, 51, 1326-1347.