Imam Hartono Bangun
Nusantara Green Ecosystem
Buah merupakan anugerah manis alam, menjalani perjalanan yang menarik dari kuncup hingga kematangan, dipandu oleh isyarat hormonal yang rumit. Memahami dinamika hormon tumbuhan ini memberikan cahaya pada proses-proses yang rumit dari perkembangan dan pematangan buah.
- Pembentukan Buah: Awal dari pembentukan buah setelah pembuahan bergantung pada interaksi hormon auksin dan asam gibberellic (GA). Auksin menyiapkan panggung untuk inisiasi buah, sementara GA melengkapi ini dengan memberi isyarat inisiasi pertumbuhan.
- Pertumbuhan Buah: Pembelahan dan perluasan sel menandai fase pertumbuhan, yang dipengaruhi secara dominan oleh isyarat auksin. Orkestrasi hormonal ini memastikan perkembangan struktural buah, membentuk dasar untuk fase-fase berikutnya.
- Pematangan Buah: Saat buah matang, terjadi transisi, menandai awal pematangan. Di sini, tingkat auksin dan GA menurun, memberikan ruang untuk peningkatan asam abscisic (ABA) dan etilena. Pergeseran ini menyiapkan panggung untuk proses pematangan yang akan datang.
- Pematangan Buah: Puncak perjalanan buah, pematangan, ditandai oleh tanda hormon yang berbeda. Pada buah klimaterik seperti tomat, apel, dan pisang, etilena menjadi pusat perhatian, mengatur rangkaian pematangan. Sebaliknya, pada buah non-klimaterik seperti strawberry, anggur, dan ceri manis, cenderung menggunakan ABA untuk isyarat pematangan.
Pemain Tambahan:
- Brassinosteroid (BR) dan metil jasmonat muncul sebagai pemain tambahan dalam regulasi pematangan, terutama pada buah non-klimaterik. Hormon ini menyetel proses pematangan, menambah kompleksitas narasi hormonal.
- ABA, protagonis dalam pematangan non-klimaterik, terus meningkat sepanjang perjalanan pematangan, mempengaruhi pematangan buah dan perkembangan rasa.
- GA, meskipun terutama terkait dengan pertumbuhan buah, juga memainkan peran dalam modulasi pematangan. Perlakuan dengan GA3 pada tanaman anggur mempercepat pewarnaan buah dan meningkatkan atribut biokimia.
- Aplikasi BR eksogen meningkatkan tingkat etilena, mempercepat pematangan pada buah klimaterik, menyoroti interaksi hormonal yang rumit.
Kesimpulan
Kisah perkembangan dan pematangan buah terungkap sebagai simfoni interaksi hormonal tumbuhan, setiap hormon memainkan peran yang berbeda dalam mengatur spektakuler alam ini. Dari keseimbangan yang halus antara auksin dan GA selama inisiasi hingga klimaks etilena yang memicu pematangan, desain alam adalah rumit dan menginspirasi. Memahami nuansa hormonal ini tidak hanya mengungkap misteri fisiologi buah tetapi juga menjanjikan untuk meningkatkan kualitas dan produksi buah dalam praktik pertanian.
Daftar Pustaka
Perotti, M. F., Posé, D., & Martín-Pizarro, C. (2023). Non-climacteric fruit development and ripening regulation:‘the phytohormones show’. Journal of Experimental Botany, 74(20), 6237-6253.