Andri Abdi
[email protected]
Azotobacter adalah sekelompok bakteri tanah yang memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman. Mereka termasuk dalam kategori bakteri fiksasi nitrogen bebas-living, yang berarti mereka tidak berada dalam hubungan simbiotik dengan akar tanaman tertentu seperti Rhizobium yang berkolaborasi dengan tanaman leguminosa. Sebaliknya, Azotobacter spp. dapat ditemukan di berbagai jenis tanah dan dapat berkontribusi pada penyediaan nitrogen dalam tanah. Bakteri ini sangat sensitif terhadap pH rendah sehingga pada pH di bawah 6, Azotobacter jarang dijumpai.
Pavel et al. (2012) menyatakan bahwa Azotobacter resisten terhadap logam berat kromium dengan kadar sekitar 300 mg/L. Menurut Safita dan Zulaika (2015), bakteri Azotobacter juga resisten terhadap logam berat seperti Hg, Cd, Cu, Pb, dan Cr. Dalam penelitiannya, dijelaskan bahwa bakteri Azotobacter memiliki tingkat resistensi terhadap logam kromium (Cr) sebesar 200 mg/L. Azotobacter dapat digunakan sebagai agen bioremediasi polutan ini, sebagaimana dikemukakan oleh Erni dan Regina (2011).
Biakan Azotobacter spp dapat berkembang dan membentuk koloni pada cawan agar yang diinkubasi dalam suhu ruangan. Bakteri ini memiliki kemampuan tumbuh dalam substrat yang banyak mengandung karbohidrat dan tidak mengandung nitrogen, sementara bakteri heterotrofik lainnya tidak tumbuh dalam kondisi ini karena tidak memiliki kemampuan mengikat N2 dari udara. Sifat ini memudahkan isolasi Azotobacter. Koloni Azotobacter berkembang cukup cepat dan memiliki ciri khas yang memungkinkan untuk dikenali. Secara visual, Azotobacter dapat dikenali dengan ciri-ciri: koloni kecil dan banyak, mengkilap, biasanya memiliki permukaan yang datar dengan sedikit cekungan di bagian tengah, seperti susu dan tampak bening. Warna koloni sangat tergantung pada spesies, misalnya A. chroococcum biasanya menghasilkan pigmen coklat atau hitam.
Alat dan Bahan:
- Cawan Petri
- Tabung reaksi
- Lup inokulasi
- Labu Erlenmeyer
- Pengaduk gelas
- Lampu spiritus
- Vortex
- Mesin pengocok
- Inkubator
- Autoklaf
- Alkohol
- Larutan garam fisiologis (NaCl 0,85%) untuk seri pengenceran (Krieg & Dobereiner, 1984).
Media:
- Media seleksi Azotobacter (LG medium):
- Timbang sukrosa 20 g
- K2HPO4 0,05 g
- KH2PO4 0,15 g
- CaCl2 0,01 g
- MgSO4.7H2O 0,20 g
- Na2MoO4.2H2O 2 mg
- FeCl2 0,01 g
- Bromtimol biru (0,5% larutan dalam etanol) 2 ml
- CaCO3 1 g
- Agar 15 g
- Akuades 1.000 ml (Krieg & Dobereiner, 1984).
Prosedur:
- Masukkan 10 g contoh tanah ke dalam 90 ml larutan garam fisiologis steril, kemudian buat seri pengenceran dari 10-1 hingga 10-7.
- Inokulasi tiap seri pengenceran ke dalam medium seleksi Azotobacter, dan inkubasi pada suhu 30°C.
- Koloni Azotobacter chroococcum tampak setelah 24 jam inkubasi dengan ciri putih basah dan berubah menjadi coklat gelap setelah 3-5 hari. Ciri koloni Azotobacter vinelandii dan Azomonas sama, hanya tidak berubah gelap. Sedangkan koloni Azotobacter paspali, setelah inkubasi 48 jam, pusat koloni menjadi kuning yang disebabkan asimilasi bromtimol biru dan pengasaman medium (Krieg & Dobereiner, 1984).
Daftar Pustaka
- Erni dan Regina, H. 2011. Biosorpsi Kadmium dan Komposisi Eksopolisakarida Azotobacter sp. pada Dua Konsentrasi CdCl2. Agriminal, 1 (1), hal 33-37.
- Pavel, L. V., Diaconu, M., dan Gavrilescu, M. 2012. Studies of Toxicity of Chromium (VI) and Cadmium (II) on Some Microbial Species. International Symposium on Biosorption and Bioremediation. Romania.
- Safita, A. dan Zulaika, E. 2015. Viliabilitas Azotobacter A1a, A5, dan A9 pada Medium Terpapar Logam Berat Cr (VI). Jurnal Sains dan Seni ITS, 4 (1), hal 2337-3520.
- Krieg, N.R. & J. Dobereiner. 1984. Genus Azospirillum. p 94-104. In J.G. Holt & N.R. Krieg (Eds.). Bergey’s Mannual of Systematic Bacteriology, Vol 1. Williams and Wilkins. Baltimore.