Imam Hartono Bangun
Nusantara Green Ecosystem
Pertanian berkelanjutan merupakan pendekatan yang kian penting dalam menjaga produktivitas tanah dan menjaga keseimbangan lingkungan pertanian. Salah satu praktik utama dalam pertanian berkelanjutan adalah sistem rotasi tanaman, yang melibatkan penanaman beragam jenis tanaman secara bergantian pada suatu lahan. Sistem rotasi tanaman membawa sejumlah manfaat, baik bagi tanah maupun bagi hasil pertanian. Dalam artikel ini, kita akan membahas empat kelompok tanaman yang umum digunakan dalam sistem rotasi tanaman: Legume, Leafy, Fruit, dan Root.
1. Legume (Tanaman Pengikat Nitrogen)
Tanaman legum, seperti kacang-kacangan, merupakan pilihan utama dalam sistem rotasi tanaman sebagai tanaman pengikat nitrogen. Tanaman ini memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri Rhizobium di akar mereka, yang mampu memfixasi nitrogen dari udara ke dalam tanah, meningkatkan kesuburan tanah tanpa perlu pupuk nitrogen tambahan. Beberapa contoh kacang-kacangan yang sering digunakan meliputi kacang hijau, kacang tanah, dan kedelai.
2. Leafy (Tanaman Pengguna Nitrogen)
Tanaman hijau daun, seperti sayuran, brokoli, dan selada, merupakan kelompok tanaman yang menggunakan nitrogen dengan efisien dalam pertumbuhan mereka. Dalam sistem rotasi tanaman, tanaman ini membantu memanfaatkan sisa nitrogen yang telah ditinggalkan oleh tanaman pengikat nitrogen sebelumnya. Penggunaan nitrogen yang efisien membantu mencegah kelebihan nutrisi di tanah dan meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan.
3. Fruit (Tanaman Pengguna Kalium)
Tanaman buah, seperti tomat, terong, dan pisang, termasuk dalam kelompok tanaman pengguna kalium. Tanaman ini memiliki kebutuhan nutrisi khusus, terutama kalium, untuk perkembangan buah yang sehat. Dengan memasukkan tanaman buah dalam rotasi, petani dapat mencegah kelebihan atau kekurangan kalium di tanah, sehingga meningkatkan kualitas hasil panen.
4. Root (Tanaman Pengguna Fosfor)
Tanaman akar, seperti wortel, tomat, dan umbi, membutuhkan fosfor dalam jumlah yang cukup untuk perkembangan akar yang kuat dan sistem perakaran yang sehat. Dalam sistem rotasi tanaman, tanaman ini membantu memanfaatkan sisa fosfor yang mungkin telah tersedia dalam tanah setelah tanaman sebelumnya. Hal ini membantu menjaga keseimbangan nutrisi di tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman secara keseluruhan.
Kesimpulan
Sistem rotasi tanaman dengan memanfaatkan kelompok tanaman Legume, Leafy, Fruit, dan Root membawa keberagaman dalam pertanian. Keberagaman ini bukan hanya bermanfaat untuk tanah, tetapi juga membantu mengurangi risiko penyakit tanaman dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Dengan menerapkan sistem rotasi tanaman yang cerdas, para petani dapat merawat tanah mereka dengan baik sambil meningkatkan hasil panen dan menjaga keberlanjutan lingkungan pertanian.
Daftar Pustaka
Ona, S. (2024). Crop Rotation. https://app.biorender.com/biorender-templates/figures/all/t-65a6f3ec3d4c3616021f8489-crop-rotation.
Reddy, P. P. (2024). Hi-Tech Farming for Enhancing Horticulture Productivity. CRC Press.