Andri Abdi
Mahasiswa Magister Agroteknologi Universitas Sumatera Utara
[email protected]
Cacing tanah termasuk dalam kelompok Oligochaeta, memainkan peran yang sangat penting dalam proses dekomposisi materi organik dalam ekosistem tanah. Mereka berperan dengan cara mengonsumsi serasah daun dan sisa-sisa tumbuhan, mengubahnya menjadi partikel-partikel kecil yang kemudian diuraikan oleh mikroba. Selain itu, cacing tanah juga berperan dalam meningkatkan populasi mikroba di dalam tanah. Menurut penelitian oleh Parmelee dan rekan-rekan (1990), dalam saluran pencernaan cacing tanah, pertumbuhan mikroba tanah lebih optimal dan lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan tanah biasa. Oleh karena itu, cacing tanah dapat dianggap sebagai tempat pembiakan mikroba tanah yang signifikan.
Aktivitas cacing tanah juga berdampak positif pada kesuburan tanah dengan cara mendistribusikan bahan organik ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam, menyebarkan mikroba, dan meningkatkan aerasi tanah. Selain itu, ketika cacing tanah mati, mereka menjadi sumber makanan bagi mikroba dan juga menghasilkan unsur hara yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, menyediakan nutrisi bagi tanaman. Bahkan, di satu acre tanah, bisa hidup sekitar 500.000 ekor cacing tanah yang mampu menghasilkan sekitar 50 ton kasting, dan mereka juga menggali lubang-lubang dalam tanah yang mirip dengan saluran irigasi sepanjang sekitar 2.000 kaki dengan diameter 6 inci.
Penting untuk dicatat bahwa aktivitas cacing tanah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kadar air, jenis tanah, jenis vegetasi (kemampuan serasah untuk dirombak), dan pH tanah. Cacing tanah membuat lobang dalam tanah yang membantu meningkatkan aerasi tanah, penetrasi akar tanaman, dan infiltrasi air (sebagaimana dijelaskan oleh Curry dan Good pada tahun 1992). Jenis cacing tanah berbeda-beda dalam cara mereka membuat lobang, ada yang melakukannya dengan mengonsumsi massa tanah dan ada yang melakukannya dengan cara mendorong massa tanah (sebagaimana diamati oleh Minnich pada tahun 1977). Lobang tersebut memiliki peran ganda, yaitu untuk mendukung pergerakan cacing tanah dan melindungi mereka dari tekanan lingkungan, serta sebagai tempat penyimpanan dan pencernaan makanan.
Cacing tanah dari jenis Lumbricus terrestris, misalnya, membuat lobang yang memiliki diameter sekitar 0,8 cm, dan lobang ini dapat menghubungkan lapisan tanah bagian atas (horison A) dengan lapisan tanah bagian bawah (subsoil), seperti yang dijelaskan oleh Fanning dan Fanning pada tahun 1989. Penelitian di tanah Typic Paleudalf menunjukkan bahwa pada perlakuan tanah yang tidak diolah (TOT), terdapat banyak lobang cacing dan kotoran mereka (casting), sedangkan pada perlakuan tanah yang diolah secara konvensional, lobang cacing dan casting tidak ditemukan (Drees dkk., 1994).
Kotoran cacing (casting) adalah campuran antara tanah dan bahan organik yang telah dicerna oleh cacing, dan mengandung berbagai unsur hara yang dapat tersedia untuk tanaman, sesuai dengan penemuan oleh Lake dan Supak pada tahun 1996.
Seluruh jenis cacing tanah termasuk dalam kategori biseksual hermaprodit, yang berarti mereka memiliki kedua jenis kelamin, namun untuk melakukan reproduksi, dua ekor cacing tanah harus berkopulasi, yaitu saling bertukar sperma. Cacing tanah bersifat fototaksis negatif, artinya mereka menghindari cahaya, dan untuk melindungi diri dari paparan cahaya serta pemangsa, cacing tanah membuat lubang persembunyian dalam tanah. Karena itu, aktivitas mereka paling aktif di malam hari (nokturnal).
Daftar Pustaka
- Curry, J.P. & J.A. Good. 1992. Soil fauna degradation and restoration. Advances in Soil Science. 17: 171-215.
- Drees, L.R., A.D. Karathanasis, L.P. Wilding, & R.L. Blevins. 1994. Micromorphological Characteristics of Long-Term No-Till and Conventionally Tilled Soils. Soil Sci. Amer. J. 58 : 508 – 517.
- Lake, E. & S. Supak. 1996. What’s the deal with yucky old worms? Sierra Pelona Press. p. 1-2.
Minnich, J. 1977. Behavior and Habits of The Earthworm. p. 115-149. In The Earthworm Book, How to Raise and Use Earthworms for Your Farm and Garden. Rodale Press Emmanaus, P.A. - Parmelee, R.W., M.H. Beare, W. Cheng, P.F. Hendrix, S.J. Rider, D.A. Crossley Jr., & D.C. Coleman. 1990. Earthworm and Enchytraeids in Conventional and No-tillage Agroecosystems: A Biocide Approach to Asses Their Role in Organic Matter Breakdown. Biol.Fertil.Soils 10: 1– 10.
- Schwert, D.P. 1990.Oligochaeta: Lumbricidae dalam Daniel L. Dindal Soil Biology Guide. A Wiley-Interscience Publication. John Wiley & Sons New York.