Imam Hartono Bangun
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected]
Dalam penelitian yang baru-baru ini dirilis oleh Menegat dan rekan pada tahun 2022, disorot secara komprehensif jejak lingkungan yang dihasilkan dari produksi, transportasi, dan penggunaan lapangan pupuk nitrogen sintetis secara global. Temuan ini, yang didasarkan pada dataset tingkat lapangan terluas yang pernah dikembangkan terkait emisi nitrogen dioksida (N2O) dari tanah, memberikan gambaran menyeluruh tentang dampak nitrogen di tingkat global.
Poin Penting:
1. Beban Karbon yang Signifikan: Rantai pasok pupuk nitrogen sintetis terbukti sebagai penyumbang utama, membawa beban emisi sekitar 1,13 gigaton setara CO2 pada tahun 2018. Angka ini mencakup 10,6% dari total emisi pertanian dan 2,1% dari total emisi gas rumah kaca (GHG) dunia.
2. Pengaruh Produksi: Dalam kontribusinya terhadap emisi, produksi pupuk nitrogen sintetis memegang peran kunci, menyumbang sekitar 38,8% dari total emisi. Hal ini menyoroti urgensi penanganan dampak lingkungan selama proses produksi.
3. Pusat Perhatian pada Emisi Lapangan: Emisi secara langsung dan tidak langsung dari lapangan pertanian menjadi sorotan utama, mencakup 58,6% dari gambaran total emisi nitrogen. Fakta ini menegaskan perlunya perubahan praktik pertanian untuk menjadikan masa depan pertanian lebih berkelanjutan.
4. Kontribusi Besar dari Negara-negara Utama: Empat negara penghasil utama—China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa—bertanggung jawab atas 62% dari total emisi nitrogen. Hal ini menunjukkan perlunya upaya bersama global dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Menuju Pengelolaan Nitrogen yang Berkelanjutan:
Merangkum data yang mengkhawatirkan ini, penelitian mendorong untuk mengambil langkah-langkah proaktif guna meredakan dampak lingkungan dari penggunaan nitrogen. Beberapa strategi kunci muncul sebagai solusi potensial:
1. Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Nitrogen (NUE): Peningkatan efisiensi penggunaan nitrogen dalam produksi tanaman menjadi fokus kunci. Melalui optimalisasi aplikasi pupuk nitrogen sintetis, dapat mengurangi emisi yang tidak perlu.
2. Fiksasi Nitrogen Biologis: Praktik seperti rotasi tanaman dengan legum yang secara alami memperbaiki kadar nitrogen tanah menjadi alternatif yang berkelanjutan. Pendekatan biologis ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan tanah, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk sintetis.
3. Manajemen Limbah Ternak yang Komprehensif: Menangani dampak nitrogen pada lingkungan melibatkan lebih dari sekadar tanaman. Manajemen limbah ternak yang komprehensif penting, dengan memastikan bahan berbasis nitrogen dikelola dengan cara yang ramah lingkungan.
4. Mengoptimalkan Potensi Mikrobioma Tanah: Menggali potensi interaksi antara mikroorganisme tanah dan nitrogen menjadi aspek yang menarik. Pemahaman yang lebih baik dan pemanfaatan hubungan ini dapat membawa solusi inovatif untuk pertanian yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, studi ini membuka mata terhadap kebutuhan mendesak akan perubahan paradigma dalam pengelolaan nitrogen. Melalui penerapan solusi berbasis penelitian ini, kita dapat membuka jalan menuju pendekatan pertanian yang lebih berkelanjutan dan berdaya lingkungan, sehingga mengurangi dampak global dari penggunaan pupuk nitrogen sintetis. Dalam menyelami lebih dalam jejak kompleks yang ditinggalkan oleh nitrogen, pentingnya tindakan kolektif semakin terdengar jelas.
Daftar Pustaka
Menegat, S., Ledo, A., & Tirado, R. (2022). Greenhouse gas emissions from global production and use of nitrogen synthetic fertilisers in agriculture. Scientific Reports, 12(1), 14490.