Andri Abdi
Mahasiswa Magister Agroteknologi Universitas Sumatera Utara
[email protected]
Secara umum fauna tanah dapat dipandang sebagai pengatur terjadinya proses dalam tanah. Dengan perkataan lain, fauna tanah berperan dalam menentukan kesuburan tanah bahkan beberapa jenis fauna tanah dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan tanah di suatu lahan pertanian (Adianto 1983).
Fauna tanah merupakan salah satu kelompok organisme dekomposer. Beberapa fauna tanah seperti herbivor, selain memakan bagian tanaman diatas akar, juga memakan serasah tanaman yang sudah mati. Fauna tanah merupakan salah satu kelompok heterotrof yaitu makhluk hidup yang hidupnya tergantung dari ketersediaan makhluk hidup produsen utama di dalam tanah.
Keberadaan fauna tanah dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk kelangsungan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Proses penguraian atau dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah.
Fauna tanah merupakan salah satu komponen ekosistem tanah yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan berat jenis, peningkatan ruang pori, aerasi, drainase, kapasitas penyimpanan air, dekomposisi bahan organik, pencampuran partikel tanah, penyebaran mikroba, dan perbaikan struktur agregat tanah (Witt 1997).
Walaupun pengaruh fauna tanah terhadap pembentukan tanah dan dekomposisi bahan organik bersifat tidak langsung, secara umum fauna tanah dapat dipandang sebagai pengatur terjadinya proses fisik, kimia maupun biokimia dalam tanah (Hill 1986).
Berdasarkan ukuran, secara garis besar terdapat 3 kelompok invertebrata yang hidup di dalam tanah, yaitu: mikrofauna (contoh protozoa dan nematoda), mesofauna (contoh Acarina dan Colembola), dan makrofauna (contoh cacing dan serangga tanah). Mikrofauna memacu proses dekomposisi bahan organik dengan memperkecil ukuran bahan dengan enzim selulase yang kemudian dimanfaatkan oleh mikroba perombak lainnya.
Mesofauna dan makrofauna selain memperkecil ukuran bahan organik, aktivitas metabolismenya menghasilkan faeces yang mengandung berbagai hara dalam bentuk tersedia bagi tanaman dan biota tanah lainnya. Beberapa makrofauna seperti cacing tanah mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi kesehatan dan produktivitas tanah. Lubang cacing merupakan rongga-rongga dalam tanah yang dapat meningkatkan aerasi, penetrasi akar, dan infiltrasi air (Curry and Good 1992).
Kotoran cacing (casting) merupakan campuran tanah dengan bahan organik yang telah dicerna yang mengandung berbagai hara yang tersedia bagi tanaman (Lake and Supak 1996). Fauna tanah bersama hayati tanah lainnya sebagai komunitas yang mendiami daratan/tanah menciptakan biogenic soil structure yang khas, alami, dan berperan pada kelancaran terjadinya proses siklus hara di dalam tanah. Peranan fauna tanah dalam pemeliharaan kualitas lingkungan di lahan pertanian sangat penting.
Pengelolaan tanah/lahan yang tidak memenuhi kaidah-kaidah yang benar akan menyebabkan penurunan kelimpahan dan keragaman fauna tanah dan dalam jangka panjang akan mengakibatkan terganggunya siklus hara alami dalam agroekosistem, menurunnya kualitas dan produktivitas lahan, dan pada gilirannya akan mengancam keberlangsungan usaha tani di lahan tersebut.
Pengetahuan ini dapat dipakai untuk menciptakan atau memperbaiki penerapan teknologi pengelolaan lahan pertanian yang lebih ramah lingkungan, mempunyai produktivitas tinggi, dan mengarah pada sistem pertanian berkelanjutan. Beberapa jenis fauna tanah telah diketahui berinteraksi dengan tanaman diatasnya melalui proses biokimia di dalam tanah yang rumit.Sebagai contoh, keberadaan Milipide dan Centipide berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Anwar et al. 2011), kehadiran cacing tanah berpengaruh terhadap hasil jagung (Anwar et al. 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Adianto.1983. Biologi Pertanian. Penerbit ALUMNI Bandung.
Anwar E.K., Subowo, dan Jati P. 2011. Karakterisasi dan Evaluasi Kesesuaian Populasi Hayati Tanah terhadap Produksi Tanaman Kedele. Laporan Akhir Balai Penelitian Tanah.
Anwar E.K., Subowo, Jati P, dan Elsanti. 2012. Penelitian karakterisasi dan Evaluasi Kesesuaian Populasi Hayati Tanah terhadap Produksi Jagung. Laporan Akhir Balai Penelitian Tanah.
Anwar, E.K., P. Kabar, dan Subowo. 2006. Pemanfaatan cacing tanah Pheretima hupiensis untuk meningkatkan produksi tanaman jagung. Jur. Penel. Pert. Faperta UISU 25(1):42- 51.
Curry, J.P. and J.A. Good. 1992. Soil fauna degradation and restoration. Advances in Soil Sci. 17:171-215.
Hill, S.B. 1986. Soil fauna and agriculture: Past findings and future priorities. Quaestiones Entomologica 21(4):637-644.
Witt, B. 1997. Using soil fauna to improve soil health. Restor. Recl. Rev. Student on line J. 2 (8), Dept. Hort. Sci. Univ. Minnesota, St Paul, MN.