Yosua Siahaan
Mahasiswa Magister Sains Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
[email protected]
Di dunia yang saat ini dihadapkan pada tantangan ganda dalam memberi pangan populasi yang terus bertambah dan memitigasi dampak perubahan iklim, pertanian yang didesain secara inklusif dan berkelanjutan muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan tetapi juga menjamin akses yang adil terhadap sumber daya dan mendorong kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan menganut prinsip inklusivitas dan keberlanjutan, pertanian dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menjaga kesejahteraan manusia dan bumi.
Pertanian inklusif memprioritaskan kebutuhan petani kecil, perempuan, masyarakat adat, dan kelompok marjinal lainnya yang seringkali menghadapi hambatan dalam mengakses lahan, keuangan, dan teknologi. Dengan menyediakan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi kelompok-kelompok ini, seperti benih yang lebih baik, pelatihan, dan akses pasar, pertanian inklusif memberdayakan mereka untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan penghidupan mereka. Selain itu, mendorong kesetaraan gender di sektor pertanian dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam hal gizi, karena perempuan sering kali memainkan peran penting dalam produksi pangan dan gizi rumah tangga.
Praktik pertanian berkelanjutan sendiri bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus memaksimalkan produktivitas jangka panjang. Hal ini melibatkan penerapan teknik-teknik seperti agroekologi, pertanian konservasi, dan pengelolaan hama terpadu, yang memprioritaskan kesehatan tanah, konservasi air, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan mendorong pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan tidak hanya meningkatkan ketahanan ekosistem namun juga berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, yang sangat penting untuk menjamin ketahanan pangan dalam menghadapi pola cuaca yang semakin tidak menentu.
Pertanian inklusif dan berkelanjutan lebih dari sekadar menghasilkan lebih banyak pangan. Hal ini juga menekankan pentingnya pola makan bergizi dan beragam. Dengan mempromosikan budidaya berbagai tanaman, termasuk varietas asli yang kaya nutrisi, dan mengintegrasikan sistem peternakan dan wanatani (agroforestry), pendekatan ini membantu meningkatkan keragaman pangan dan memerangi malnutrisi. Selain itu, dengan memprioritaskan sistem pangan lokal dan mempromosikan pengetahuan tradisional, pertanian inklusif memperkuat kedaulatan pangan dan ketahanan terhadap guncangan eksternal, memastikan masyarakat memiliki akses terhadap makanan yang sesuai dengan budaya dan bergizi.
Kesimpulan
Pertanian inklusif dan berkelanjutan menawarkan pendekatan holistik untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi dengan memprioritaskan akses, kesetaraan, pengelolaan lingkungan, dan hasil gizi. Dengan memberdayakan petani kecil, mendorong praktik berkelanjutan, dan memprioritaskan keragaman pangan, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan namun juga berkontribusi terhadap kesejahteraan individu, komunitas, dan dunia secara keseluruhan. Merangkul pertanian inklusif dan berkelanjutan sangat penting untuk membangun sistem pangan yang lebih berketahanan dan adil yang mampu menjawab tantangan saat ini.
Daftar Pustaka