Imam Hartono Bangun dan Affandy Panji Muhammad
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected]
Dalam beberapa tahun terakhir, produktivitas pertanian telah dipengaruhi secara dramatis oleh peristiwa terkait iklim seperti kekeringan. Di sisi lain, intensifikasi pertanian diharapkan meningkat untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi pangan global. Mikroba yang terkait dengan tanah dan tanaman menghasilkan berbagai produk alami bioaktif yang berkontribusi signifikan terhadap toleransi tanaman terhadap tekanan. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang efek paralel dari manajemen pertanian (lahan pertanian konvensional dan organik) dan kondisi iklim terhadap interaksi tanah-mikroba-tanaman sangat penting untuk memaksimalkan upaya dalam mengembangkan mikrobioma tanaman yang dapat lebih baik mendukung produktivitas dalam agroekosistem.
Tulisan kali ini akan memberikan gambaran umum tentang perdebatan utama saat ini mengenai kinerja pertanian konvensional dan organik terkait hasil panen, terutama di bawah kondisi iklim saat ini dan masa depan.
Pertanian Konvensional
Pertanian konvensional mengandalkan input kimia seperti pupuk sintetis, pestisida, dan herbisida untuk meningkatkan produktivitas. Ini memiliki hasil panen tinggi, biaya produksi lebih rendah, dan mudah dibudidayakan. Namun, ini datang dengan kekurangan lingkungan seperti pencemaran tanah, air, dan udara. Selain itu, risiko kesehatan bagi petani dan konsumen meningkat karena paparan bahan kimia, dan penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi hama.
Keuntungan Pertanian Konvensional
- Produktivitas tinggi: Pertanian konvensional dapat menghasilkan hasil panen yang tinggi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
- Harga murah: Pertanian konvensional umumnya memiliki biaya produksi yang lebih rendah, sehingga harga jual produknya lebih murah.
- Mudah dibudidayakan: Pertanian konvensional relatif mudah dibudidayakan, karena tidak membutuhkan keterampilan khusus.
Kerugian Pertanian Konvensional
- Merusak lingkungan: Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pertanian konvensional dapat mencemari tanah,air, dan udara.
- Mengancam kesehatan: Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pertanian konvensional dapat membahayakan kesehatan manusia, baik petani maupun konsumen.
- Meningkatkan resistensi hama dan penyakit: Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan hama dan penyakit menjadi resisten terhadap pestisida.
Pertanian Organik
Pertanian organik memprioritaskan input alami seperti pupuk organik, pestisida alami, dan herbisida alami. Ini mendorong keberlanjutan lingkungan, hasil produk yang lebih sehat, dan peningkatan keanekaragaman hayati. Meskipun memiliki kelebihan ini, pertanian organik umumnya menghasilkan produktivitas yang lebih rendah, melibatkan biaya produksi yang lebih tinggi, dan membutuhkan keterampilan khusus.
Keuntungan Pertanian Organik
- Ramah lingkungan: Pertanian organik tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.
- Menyehatkan: Pertanian organik menghasilkan produk yang lebih sehat, karena tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.
- Meningkatkan biodiversitas: Pertanian organik dapat meningkatkan keanekaragaman hayati di lahan pertanian.
Kerugian Pertanian Organik
- Produktivitas rendah: Pertanian organik umumnya memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional.
- Harga mahal: Pertanian organik umumnya memiliki biaya produksi yang lebih tinggi, sehingga harga jual produknya lebih mahal.
- Sulit dibudidayakan: Pertanian organik membutuhkan keterampilan khusus, sehingga tidak semua petani dapat mempraktikkannya.
Perbandingan Pertanian Konvensional dan Organik
Berikut adalah tabel perbandingan antara pertanian konvensional dan pertanian organik:
Kriteria | Pertanian Konvensional | Pertanian Organik |
---|---|---|
Bahan yang digunakan | Bahan-bahan kimia | Bahan-bahan alami |
Produktivitas | Tinggi | Rendah |
Harga | Murah | Mahal |
Dampak terhadap lingkungan | Merusak | Ramah |
Dampak terhadap kesehatan | Berbahaya | Menyehatkan |
Dampak terhadap biodiversitas | Mengurangi | Meningkatkan |
Kesimpulan
Pertanian konvensional dan organik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pertanian konvensional unggul dalam produktivitas tinggi dan biaya produksi lebih rendah, sementara pertanian organik menonjol dalam keberlanjutan lingkungan, manfaat kesehatan, dan peningkatan keanekaragaman hayati. Pilihan antara keduanya tergantung pada faktor seperti kondisi lahan, ketersediaan sumber daya, dan tujuan produksi.
Mengatasi tantangan dari masing-masing sistem, terutama di tengah pemanasan global, memerlukan pendekatan lintas disiplin yang melibatkan pemuliaan tanaman, mikrobiologi, dan pengambilan keputusan yang berinformasi. Penyelarasan pendekatan berbasis mikrobioma ke dalam pertanian organik dapat potensial mengimbangi hasil yang lebih rendah, membuatnya pilihan berkelanjutan untuk masa depan. Penelitian ini krusial untuk mencapai keseimbangan antara produktivitas pertanian dengan konservasi lingkungan, memerlukan partisipasi aktif masyarakat dan kolaborasi lintas disiplin.
Daftar Pustaka
Azarbad, H. (2022). Conventional vs. Organic Agriculture–Which One Promotes Better Yields and Microbial Resilience in Rapidly Changing Climates?. Frontiers in Microbiology, 13, 903500.
Lugano, G. (2023). Conventional vs. Organic Farming. https://app.biorender.com/biorender-templates/figures/5c8c7b9ed4f2ef3300632940/t-654113b6cff8fbda939a3b77-conventional-vs-organic-farming.