Imam Hartono Bangun
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected]
Latar Belakang
Pandemi COVID-19 di Indonesia pada tahun 2021 sangat berdampak pada kondisi kesehatan dan sosial-ekonomi seluruh masyarakat. Krisis kesehatan ini mendistrubsi berbagai macam kegiatan ekonomi salah satunya dibidang pertanian. Pembatasan mobilitas masyarakat tidak hanya berdampak pada kegiatan pertanian secara langsung, namun juga berdampak pada permintaan dan penawaran agregat bergagai saluran ekonomi yang kemudian berinteraksi secara kompleks, sehingga mengakibatkan resesi ekonomi yang tidak biasa (Friawan dan Yazid, 2021). Perang Rusia vs Ukraina pada bulan ferbruari 2022 memperparah krisis yang terjadi dan menyebabkan banyak keluarga dan individu mengalami kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan dan meningkatnya kemiskinan. Dalam mendukung program kementerian pertanian untuk meningkatkan produksi dan kesejateraan petani sekaligus mengatasi kemiskinan yang terjadi, pengembangan teknik budidaya tanaman pangan seperti padi dan jagung sangat diharapkan.
Kegiatan budidaya tanaman yang perlu diperbaiki yaitu pemupukan pada tanaman. Dalam mencapai peningkatan produksi dan kesejateraan petani, ada beberapa kendala yang di temui yaitu pingkatan harga pupuk anorganik di seluruh Indonesia. Peningkatan harga pupuk ini disebabkan oleh perang Rusia vs Ukraina, sebagaimana yang diketahui yakni sebagian besar suplai untuk produksi pupuk Indonesia berasal dari Belarusia dan Rusia. Penggunaan pupuk anorganik juga sering sekali menyebabkan rendahnya efektifitas budidaya tanaman porang. Aplikasi pupuk secara berlebihan juga dapat mengurangi efisiensi pupuk K dan merusak lingkungan. BPS tahun 2015 Mencatat sebanyak 2.200 desa di Indonesia menghadapi pencemaran tanah. Bila kondisi ini dibiarkan, maka dapat menimbulkan kerusakan lahan semakin luas dan berakibat penurunan produktivitas lahan dan tanaman.
Salah satu alternatif yaitu menggunakan bioteknologi seperti bakteri pelarut fosfat dan kalium untuk mengganti atau mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur pelarut fosfat dapat membantu mengurai senyawa-senyawa kompleks yang tidak dapat diserap tanaman menjadi tersedia dan dapat digunakan oleh tanaman (Suriadikarta et al. 2006). Penelitian tentang bakteri pelarut kalium sudah banyak dilakukan di India salah satunya di Navsari India yang mendapatkan dua strain bakteri terbaik yaitu Bacillus licheniformis dan Bacillus subtilis (Parmar et al, 2016). Bakteri pelarut kalium yang dapat melarutkan K terikat mineral dalam tanah, yaitu Bacillus sp., Paenibacillus sp., Bacillus. mucilaginosus. Oleh sebab itu penelitian tentang penggunaan mikroba pelarut fosfat dan kalium perlu dilakukan agar menghasilkan produk pertanian yang ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas biologis dalam skala nasional, regional, perusahaan hingga usaha tani serta dapat mendukung pengembangan bioproduk yang mempunyai nilai jual lebih baik.
Tujuan Penelitian
Untuk mensubtitusi penggunaan pupuk anorganik dengan penggunaan pupuk hayati pada tanaman jagung dan tanaman padi.
Hasil dan Pembahasan
Tanaman Padi
Jurnal ; Ecological Engineering 103 (2017) 164–169
“Phosphate and Potassium-Solubilizing Bacteria Effect on The Growth of Rice”
Autor : Esmaeil Bakhshandeha, Hemmatollah Pirdashti, Khadijeh Shahsavarpour Lendeh
Tabel 1. Pemberian mikroba pelarut fosfat dan kalium pada tanaman padi
Pengamatan | Perlakuan | |||||
CV (%) | Control | Pantoea ananatis | Enterobacter sp. | Rahnella aquatilis | LSD | |
Tinggi tanaman | 6.63 | 39.55b | 43.82 a | 42.60 a | 41.17 ab | 2.71 |
Jumlah Daun | 3.93 | 5.725 a | 5.925 a | 5.875 a | 5.950 a | 0.23 |
Diameter Batang | 8.76 | 4.300 b | 4.750 a | 4.475 ab | 4.625 ab | 0.38 |
Panjang Akar | 11.9 | 15.62 b | 17.67 a | 16.87 a | 17.00 a | 2.01 |
Luas Daun | 10.2 | 26.45 b | 32.12 a | 31.71 a | 32.06 a | 3.07 |
Berat Kering Tanaman | 9.25 | 0.146 b | 0.169 a | 0.157 a | 0.166 a | 0.18 |
Menurut penelitian sebelumnya mikroba pelarut P dan K yaitu P. ananatis, R. aquatilis dan Enterobacter sp. mampu melarutkan sebanyak 172,2 dan 254 g/ml setelah lima hari inokulasi. Selanjutnya semua isolat juga mampu membantu pertumbuhan padi pada percobaan yang dilakukan di pot dan di lapangan. Bakteri yang digunakan selain dapat meningkatkan ketersediaan P dan K pada tanah, juga dapat meningkatkan ketersediaan dan konsentrasi pada tanah dan tanaman. Dapat dilihat dari pertumbuhan yang telah diamati penggunaan mikroba pelarut fosfat dan kalium dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar luas daun dan berat kering tanaman jika dibandingkan dengan tanaman kontrol. Dari penelitian yang diperoleh bakteri yang terbaik yaitu Pantoea ananatis yang mampu tumbuh lebih baik pada semua parameter pengamatan.
Tanaman Jagung
Jurnal: Journal of Degraded and Mining Lands Management 08 (2021) 2681-2688
“The effectiveness of the application of phosphorous and potassium solubilizing multifunctional microbes (Aspergillus costaricaensis and Staphylococcus pasteuri mutants) on maize growth”
Autor : Desak Ketut Tristiana Sukmadewi, Iswandi Anas, Rahayu Widyastuti, Syaiful Anwar dan Ania Citraresmini
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek multifungsi mikroba pelarut P dan K pada pertumbuhan jagung yang dilakukan di persawahan karawang. Tipe tanah yang digunakan yaitu Inceptisol. Jumlah perlakuan yang di uji sebanyak sepuluh perlakuan (Tabel 1) disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova atau uji varians dengan signifikansi 5%. Perlakuan yang memiliki berbeda nyata diuji lebih lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Luas petak perlakuan yang digunakan sebesar 2 m x 2 m. Jumlah tanaman dalam satu petak adalah 12 tanaman.
Tabel 2. Perlakuan untuk menguji pengaruh mikroba multifungsi pelarut P dan K terhadap pertumbuhan jagung di lapangan.
Perlakuan | Rock Phosphate | SP-36 | Feldspar | KCl | Mikroba |
P1 | 100% | – | 100% | – | |
P2 | – | 100% | 100% | – | – |
P3 | 100% | – | – | 100% | – |
P4 | – | 100% | – | 100% | – |
P5 | 50% | – | 50% | – | S. pasteuri mutant |
P6 | 50% | – | 50% | – | A. costaricaensis mutant |
P7 | – | 50% | 50% | – | S. pasteuri mutant |
P8 | – | 50% | 50% | – | A. costaricaensis mutant |
P9 | 50% | – | – | 50% | S. pasteuri mutant |
P10 | 50% | – | – | 50% | A. costaricaensis mutant |
Penelitian yang telah dilakukan mengasilkan bahwa pemberian mikroba pelarut fosfat dan kalium pada tanaman jagung dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung dan mengurangi penggunaan pupuk hingga 50% dalam perlakuan dengan kombinasi sumber P atau K yang mudah larut dengan sumber P atau K yang tidak mudah larut, serta kombinasi perlakuan sumber P dan K yang tidak mudah larut (Tabel 3).
Tabel 3. Pengaruh inokulasi mikroba multifungsi pelarut P dan K dengan sumber P dan K yang berbeda terhadap tinggi tanaman, bobot kering akar dan bobot kering pucuk tanaman jagung (49 hari setelah tanam).
Perlakuan | Tinggi Tanaman (cm) | Berat kering Tajuk (g) | Berat Kering Akar(g) |
P1 (100% Rock Phosphate + Feldspar)b | 113.98 abc | 15.63 a | 3.21 a |
P2 (100 % SP-36 + 100% Feldspar)c | 110.56 ab | 32.25 bc | 9.28 abc |
P3 (100% Rock Phosphate + 100% KCl)c | 122.36 bc | 29.19 bc | 4.48 a |
P4 (100% SP-36 + 100% KCl)d | 131.66 bc | 31.21 bc | 13.50 c |
P5 (50% Rock Phosphate + 50% Feldspar + S. pasteuri mutant) | 135.58 c | 31.53 bc | 8.45 bc |
P6 (50% Rock Phosphate + 50% Feldspar + A. costaricaensis mutant) | 96.67 a | 34.77 c | 6.12 abc |
P7 (50% SP-36 + 50% Feldspar + S. pasteuri mutant) 2 | 134.03 bc | 19.91 ab | 5.87 a |
P8 (50% SP-36 + 50% Feldspar + A. costaricaensis mutant) | 138.27 c | 31.73 bc | 6.68 abc |
P9 (50% Rock Phosphate + 50% KCl + S. pasteuri mutant) | 134.46 bc | 18.74 ab | 3.90 a |
P10 (50% Rock Phosphate + 50% KCl + A. costaricaensis) | 126.11 bc | 38.10 c | 7.67 abc |
Berdasarkan hasil uji di lapangan, inokulasi isolat pelarut P dan K yang dikombinasikan dengan penambahan pupuk TSP merangsang total biomassa kering jagung sebesar 32%. Petumbuhan ini disebabkan karena meningkatnya ketersediaan P, siderophores, dan produksi fitohormon dan kapasitas untuk menjajah sistem akar serta interaksi positif dengan tanaman.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mereka, penggunaan mikroba pelarut fosfat dan kalium secara umum dapat meingkatkan pertumbuhan tanaman jagung dan padi secara signifikan. Penggunaan mikroba ini juga jika dikombinasikan Degnan pupuk anorganik dapat menurunkan penggunaan pupuk anorganik. Sehingga dengan menurunnya kebutuhan pupuk anorganik menyebabkan efektifitas tanaman meningkat dan juga diharapkan nanti penggunaan pupuk anorganik dapat digantikan dengan penggunaan mikroba pelarut P dan K pada kegiatan budidaya tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Friawan, D., and E. K. Yazid. 2021. Pandemi COVID-19 dan Ancaman Inflasi di Indonesia.” CSIS Indonesia.
Suriadikarta, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Parmar K.B., Mehta B.P. And Kunt M.D. 2016. Isolation, Characterization And Identification of Potassium Solubilizing Bacteria From Rhizosphere Soil of Maize (Zea Mays). J. of Science, Vol. 5, No 5, 2016, 3030 – 3037 2277- 663X (P).2278-3687 (O).