Tahun 1889-1892: Masa Awal
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, Indonesia. Ia merupakan anak dari pasangan Raden Soerjo Soerjaningrat, seorang bangsawan, dan Raden Ayu Soemini, putri dari Bupati Ngawi. Ki Hajar Dewantara tumbuh dalam lingkungan keluarga bangsawan yang mendukung pendidikan.
Tahun 1903-1909: Studi di Belanda
Pada usia 14 tahun, Ki Hajar Dewantara dikirim ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya di ELS (Europese Lagere School) dan kemudian ke HBS (Hogere Burgerschool). Di Belanda, ia juga terlibat dalam organisasi mahasiswa Indonesia dan mengembangkan semangat nasionalisme.
Tahun 1913-1922: Pendidikan dan Aktivisme
Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai pegawai di kantor pos. Pada saat itu, ia juga aktif dalam pergerakan nasionalis dan memulai karir jurnalistik dengan menulis artikel di surat kabar. Ia juga mulai menggunakan nama pena “Ki Hajar Dewantara.”
Tahun 1922-1942: Perjuangan Pendidikan
Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, sebuah sekolah model baru yang menekankan pendidikan nasional dan karakter. Tujuannya adalah memberikan pendidikan yang lebih demokratis dan inklusif kepada semua golongan masyarakat. Meskipun menghadapi tantangan dan penentangan, Taman Siswa menjadi cikal bakal gerakan pendidikan nasional di Indonesia.
Tahun 1942-1945: Penjajahan Jepang
Selama pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara berusaha mempertahankan semangat pendidikan nasional. Ia tetap berperan dalam dunia pendidikan meskipun kondisi sulit di bawah pendudukan Jepang.
Tahun 1945-1959: Setelah Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Presiden Soekarno. Ia terus memperjuangkan pendidikan yang inklusif dan merdeka.
Tahun 1960-1971: Akhir Hayat
Pada tahun 1960, Ki Hajar Dewantara mendapat penghargaan internasional, yakni Penghargaan Pendidikan Dunia UNESCO Kalinga. Ia wafat pada 26 April 1971 di Yogyakarta.
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh yang memainkan peran penting dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Dengan prinsip inklusif dan demokratisnya, ia telah meninggalkan warisan yang berdampak besar pada sistem pendidikan Indonesia.