Imam Hartono Bangun
Nusantara Green Ecosystem
Kita semua tahu tentang Bacillus cereus, bakteri penyebab keracunan makanan yang terkenal, terutama terkait dengan kasus-kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh konsumsi makanan berkarbohidrat seperti nasi dan pasta, sering disebut sebagai “sindrom restoran Cina”. Bakteri ini, yang bersifat anaerobik fakultatif dan berwarna ungu kebiruan, adalah saudara dekat dari bakteri patogen manusia lainnya, B. anthracis, yang memiliki kemiripan begitu besar sehingga beberapa ahli mikrobiologi bahkan merasa bahwa B. anthracis hanya “spesies lain dari B. cereus.
Menariknya, kerabatnya, B. thuringiensis, mendapat perhatian di bidang mikrobiologi pertanian karena perannya dalam produksi varietas tanaman yang tahan terhadap serangga. Namun, di balik ketenarannya, B. cereus memiliki sisi menarik; racun emetiknya bertindak sebagai neurotoksin, memengaruhi saraf vagus untuk menyebabkan muntah, sementara penyakit diare disebabkan oleh enterotoksin Hbl. Namun, kasus keracunan akibat enterotoksin yang sudah terbentuk jarang terjadi, menunjukkan bahwa B. cereus perlu berkembang biak di dalam usus manusia sebelum menyebabkan penyakit.
Tidak hanya menjadi ancaman di dunia makanan, Bacillus cereus juga memainkan peran penting dalam pertanian. Salah satu kerabatnya, B. thuringiensis, telah digunakan secara luas dalam produksi varietas tanaman yang tahan terhadap serangga, mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Ini menunjukkan pentingnya memahami sifat dan perilaku bakteri ini dalam upaya meningkatkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Seperti spesies Bacillus lainnya, B. cereus menghasilkan spora, seringkali subterminal, tanpa menyebabkan pembengkakan sporangia. Warna koloni yang menawan di MYP (Mannitol Egg yolk Polymyxin-Agar) mencerminkan sisi ganda dari bakteri penyebab keracunan makanan yang terkenal ini.
Kesimpulan
Bacillus cereus, meskipun dikenal sebagai penyebab keracunan makanan yang serius, menawarkan banyak pelajaran menarik tentang dunia mikrobiologi dan pertanian. Dengan memahami perilaku dan karakteristiknya, kita dapat meningkatkan tindakan pencegahan dan perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari ancaman keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri ini, sementara juga memanfaatkan keberadaannya dalam upaya meningkatkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.