Imam Hartono Bangun
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
[email protected]
Kita sering kali menganggap sampah dan limbah sebagai masalah lingkungan yang harus diatasi, namun tahukah kita bahwa di dalamnya tersimpan potensi besar untuk menciptakan energi terbarukan yang murah dan ramah lingkungan? Dalam tiga langkah sederhana, kita dapat mengubah pandangan terhadap sampah dan limbah sebagai sumber daya potensial untuk membangun ekonomi energi yang berkelanjutan.
Langkah Pertama: Transformasi Menjadi Arang
Langkah pertama menuju circular energy economy adalah dengan mengubah sampah dan limbah menjadi arang. Proses karbonisasi ini tidak hanya mengatasi masalah limbah padat, tetapi juga menghasilkan arang yang dapat disimpan dengan mudah. Arang ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menjadi bahan bakar yang potensial untuk energi terbarukan.
Langkah Kedua: Konversi Menjadi Bahan Bakar Siap Pakai
Arang yang dihasilkan dapat diubah menjadi berbagai jenis bahan bakar sesuai kebutuhan, seperti diesel, jet-fuel, bensin, dan lainnya. Namun, langkah revolusioner dalam circular energy economy adalah penggunaan arang aktif untuk Direct Carbon Fuel Cells (DCFC). DCFC merupakan teknologi konversi energi paling efisien hingga saat ini, dengan potensi mencapai lebih dari 80%. Aktivasi arang meningkatkan reaktivitasnya, mempercepat konversi energi, dan bahkan limbah panas dari proses ini dapat digunakan untuk mengaktivasinya.
Langkah Ketiga: Tangkap Limbah CO2 dengan FlueTrap
Saat arang dioksidasi dengan oksigen dalam DCFC, menghasilkan listrik, dan CO2 sebagai limbah. Untuk menjaga keberlanjutan, FlueTrap hadir sebagai solusi penangkap limbah CO2. Dengan berpadu FlueTrap dan DCFC, produksi listrik menjadi bagian dari circular energy economy, tanpa emisi CO2 bersumber dari sampah dan limbah biomassa.
Dengan kombinasi inovatif ini, pembangkit listrik dapat dibangun secara kecil, tersebar, sangat efisien, dan bebas emisi. Distributed Power Plant berbasis DCFC & FlueTrap tidak hanya menciptakan sumber daya energi lokal, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi energi di tingkat komunitas. Masyarakat terlibat langsung dalam mengelola bahan bakar dari sampah di sekitar mereka, menjadikan energi listrik bukan hanya kebutuhan umum, tetapi juga hasil dari upaya bersama menuju masa depan yang berkelanjutan.
Sumber: LinkedIn Muhaimin Iqbal