Tahun 1936-1955: Masa Awal dan Pendidikan
Bacharuddin Jusuf Habibie, lebih dikenal sebagai B.J. Habibie, lahir pada 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan, Indonesia. Ia berasal dari keluarga yang terpelajar dan mendukung pendidikan. Habibie mengenyam pendidikan teknik pesawat terbang di Universitas Teknik Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen (RWTH Aachen) di Jerman, di mana ia meraih gelar Doktor Teknik.
Tahun 1955-1974: Karir di Jerman
Setelah menyelesaikan pendidikan, Habibie tetap tinggal di Jerman dan bekerja di industri dirgantara. Ia bekerja di perusahaan pesawat terbang terkemuka, Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), dan mengembangkan pengetahuannya dalam teknologi pesawat dan aeronautika.
Tahun 1974-1998: Kembali ke Indonesia dan Karir di Pemerintahan
Pada tahun 1974, Presiden Soeharto memanggil B.J. Habibie kembali ke Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan industri nasional. Habibie ditugaskan dalam berbagai posisi penting, termasuk Menteri Riset dan Teknologi. Ia berperan dalam pengembangan sektor industri dan teknologi di Indonesia.
Tahun 1998: Presiden Indonesia
Setelah Reformasi tahun 1998, B.J. Habibie diangkat sebagai Presiden Indonesia pada 21 Mei 1998, menggantikan Soeharto. Kepresidenannya merupakan periode transisi yang penting dalam sejarah Indonesia, di mana reformasi politik dan ekonomi tengah berlangsung.
Kepresidenan B.J. Habibie
Selama masa kepemimpinannya, B.J. Habibie mengambil langkah-langkah penting dalam mendukung reformasi politik dan membuka ruang demokrasi yang lebih besar. Ia juga mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi yang berpihak pada liberalisasi dan privatisasi sektor ekonomi.
Salah satu prestasi terbesar Habibie adalah pengembangan pesawat terbang N-250 Gatotkaca dan peluncuran satelit pertama Indonesia, Palapa C1. Namun, kepemimpinannya juga diwarnai oleh krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997.
Tahun 1999: Pergantian Kepemimpinan
Pada tahun 1999, setelah masa kepemimpinannya, Habibie memutuskan untuk tidak mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dan memberikan kesempatan kepada pemimpin baru untuk memimpin Indonesia.
Masa Setelah Kepresidenan
Setelah meninggalkan jabatan presiden, B.J. Habibie tetap aktif dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mendirikan Yayasan Habibie untuk mendukung pendidikan dan penelitian di Indonesia.
Wafat dan Warisan
B.J. Habibie wafat pada 11 September 2019 di Jakarta. Ia dikenang sebagai ilmuwan, insinyur, dan pemimpin yang berdedikasi untuk kemajuan teknologi dan perkembangan Indonesia. Peran serta kontribusinya dalam mengembangkan industri dan teknologi tetap memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia.